Legenda

A Theather
1 min readDec 31, 2019

--

Dalam temaram, kupinta semua muridku menyaksikan apa yang sedang terjadi di dunia ini.

Sesekali kutunjukkan mereka kedunguan, lebih sering kebajikan dan kemanusian.
Bukan amoral.

Kuminta mereka memandang semua orang dengan cara yang sama.

Tak lupa setiap pagi kuberi mereka seteguk sari waras, karena dunia ini mulai edan.
Setiap jam 9 kuantar mulut mereka ke sekolah, agar ucapannya tidak menyakiti orang lain.

Kuajari mereka sistem barter, karena satu perak pun aku tak punya.
Tak juga lain karena uang harta yang ingin kuanggap tak berguna, tapi tak pernah tak kubutuh.

Kelak mereka harus pergi dariku.
Mereka harus benar-benar melihat manusia di luar sana, selain aku.

Hingga saat aku keronta, satu per satu akan mengunjungiku, membawa berita bahagia untuk sekedar menghiburku
"wahai guru, aku telah menunaikan tugas kemanusiaanku. Aku sudah tahu cara menjadi manusia lebih dari manusia."
Kemudian aku pergi dengan tenang.
Berharap muridku menjadi manusia.

berakhlak
juga berbudi
terlebih mencintai
dan berubah menjadi manusia
benar-benar manusia

--

--

A Theather
A Theather

Written by A Theather

a memoar. written playground.

No responses yet