Mari Berdamai, Isi Kepala
Langkahku sudah berat di kala jalan semalam tampak lengang
kupikir keduanya sedang bersekutu dengan semesta
membawa dan menyudutkanku di kesunyian
kesunyian tak dapat lagi kuhindari
bersambut dengan isi kepalaku yang tak ingin lagi berpura-pura
berpura-pura baik, berpura pura baik-baik saja
isi kepalaku, yang kubenci meronta, berusaha menggerogoti isi hati supaya mati
isi kepalaku sayang, isi kepalaku malang,
yang sering kuredam, sering kusembunyikan
kupikir kau terlelap, tanpa kelaparan di tempat yang hangat di kepalaku
tempat yang penuh lantunan lagu, yang kupikir nyaman untukmu
tak sekalipun aku berpikir kau akan marah sebesar ini
meringsak minta keluar hingga membuatku tampak menyedihkan
saat aku yang palsu berusaha menata diri agar diterima lebih baik lagi
wahai isi kepalaku yang malang
maaf jika kuredam kau terlalu lama
tanpa memberimu waktu bicara
wahai isi kepalaku
yang perlawanannya selalu kutepis
mari berdamai dengan yang lain
atau setidaknya dengan diriku yang palsu
meski entah dengan apa
wahai isi kepalaku,
yang sering kuacuhkan mari berdamai
sulit menjadi palsu, sulit menjadi pesakitan
wahai isi kepala
mari berdamai
mari berdamai
mari berdamai